Mitos atau Fakta, Mobil Matik Lebih Rentan terhadap Banjir
News / 07 Juli 2022
Banyak anggapan bahwa mobil transmisi matik lebih rentan rusak saat menerabas banjir dibandingkan transmisi manual.
Diktuip dari otomotif.kompas.com, Kenyataannya, komponen transmisi matik memang lebih mudah rusak usai melewati genangan air. Ketika kampas kopling tercampur air, komponennya akan selip atau tidak menggigit, sehingga laju mobil tertahan.
Pemilik bengkel spesialis matik Hermas Efendi Prabowo menjelaskan, biaya servis pada mobil matik yang sudah menerabas banjir akan lebih mahal dibandingkan mobil manual.
Baca juga: Jangan Cuma Andalkan Spion Saat Kendaraan Mau Belok
"Hal ini karena mobil manual perpindahan giginya dilakukan secara mekanis. Sedangkan pada mobil matik, perpindahannya dilakukan elektrik dengan dukungan modul kontrol atau TCM (Transmission Control Module)," ucap Hermas kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Hermas menjelaskan, ada dua komponen di mobil matik yang tidak ada pada mobil transmisi manual, yaitu kelistrikan matik dan TCM. Adanya tambahan kedua komponen tersebut membuat perbaikan mobil matik terbilang lebih rumit dan mahal. Namun, soal harga, biaya perbaikan tergantung dari tipe mobil matik tersebut.
Baca juga: Tak Hanya Motor, Menyetir Mobil Pakai Sandal Jepit Juga Berbahaya
"Biasanya, untuk kisaran harga berada di angka Rp 5 jutaan hingga Rp 15 jutaan. Sebab, ada perbedaan nilai investasi teknologi matik dan non-matik dari aspek kelistrikan dan komputer," ucap Hermas.
Untuk menangani mobil matik setelah menerabas banjir, perlu perlakuan yang tepat dan tidak terlambat agar mesin dan komponen transmisi bisa diselamatkan. Semakin lama mobil terendam banjir, semakin parah kerusakannya.
Kemudian, untuk mengantisipasi kerusakan lebih parah, segera tarik mobil dari lokasi banjir dan jangan menghidupkan mesin mobil. Bawa ke bengkel yang tepercaya karena penanganan yang salah justru dapat membuat kerusakan semakin meluas.