Ask
Me


Test
Drive


Find


Brochure

Click
Me

Back
to Top

Dampak Mencampur Angin Nitrogen dan Angin Biasa pada Ban Mobil

  News /   07 Oktober 2025

Dalam perawatan kendaraan, tekanan angin pada ban sering kali dianggap hal sepele, padahal memiliki peran penting dalam kenyamanan dan keselamatan berkendara. Saat ini, banyak pengguna mobil yang mulai beralih dari angin biasa ke angin nitrogen karena dinilai lebih stabil dan membuat tekanan ban lebih awet. Namun, tidak jarang juga pengemudi mencampur keduanya tanpa memahami dampaknya. Lantas, apakah aman mencampur angin nitrogen dengan angin biasa?

Perbedaan Angin Nitrogen dan Angin Biasa

Angin biasa yang diisi di SPBU umumnya terdiri dari campuran berbagai gas, termasuk oksigen, nitrogen, dan uap air. Sementara itu, angin nitrogen murni mengandung kadar nitrogen sekitar 95% atau lebih, dengan kadar uap air yang sangat rendah. Perbedaan utama ini yang membuat nitrogen lebih unggul dalam menjaga tekanan ban tetap stabil, terutama saat suhu ban meningkat akibat perjalanan jauh atau kecepatan tinggi.

Dampak Mencampur Angin Nitrogen dan Angin Biasa pada Ban Mobil

  1. Tekanan Ban Jadi Kurang Stabil

Salah satu keunggulan nitrogen adalah kemampuannya menjaga tekanan ban tetap konstan. Ketika dicampur dengan angin biasa yang mengandung oksigen dan uap air, kestabilan tekanan menjadi berkurang. Perubahan suhu akan membuat tekanan ban naik-turun lebih cepat.

  1. Ban Lebih Cepat Panas

Kandungan oksigen dan uap air pada angin biasa dapat meningkatkan suhu di dalam ban saat mobil digunakan. Campuran ini membuat ban lebih cepat panas, sehingga berpotensi mempercepat keausan pada dinding dan tapak ban.

<!-- x-tinymce/html -->Baca juga: Jangan Berkendara Saat Hamil, Kalau Tidak Tau Tips Ini!

  1. Manfaat Nitrogen Jadi Tidak Maksimal

Salah satu alasan utama penggunaan nitrogen adalah agar ban lebih awet dan tekanan terjaga lebih lama. Saat dicampur dengan angin biasa, keunggulan tersebut hilang, karena kandungan oksigen dan uap air kembali mendominasi. Akibatnya, Anda akan lebih sering melakukan pengecekan dan penambahan tekanan udara.

  1. Memperpendek Umur Ban

Mencampur nitrogen dengan angin biasa yang mengandung oksigen dan uap air dapat memicu oksidasi pada bagian dalam ban dan pelek, sehingga berisiko menimbulkan karat. Selain itu, campuran ini juga mempercepat penuaan karet ban, membuat ban lebih cepat keras, retak, dan kehilangan elastisitas, yang akhirnya memperpendek umur pakai ban.

 

Apa yang Harus Dilakukan Jika Terlanjur Mencampur?

Dalam kondisi tertentu, seperti ban kempes di tengah perjalanan dan tidak menemukan tempat pengisian nitrogen, mengisi dengan angin biasa adalah langkah darurat yang diperbolehkan. Hal ini penting agar kendaraan tetap bisa melaju dengan aman hingga mencapai bengkel atau tempat pengisian nitrogen terdekat.

Namun, setelah situasi darurat teratasi, sebaiknya segera keluarkan seluruh udara campuran dari dalam ban, lalu isi ulang dengan nitrogen murni di bengkel resmi atau tempat pengisian nitrogen. Langkah ini membantu mengembalikan kestabilan tekanan, menjaga suhu ban tetap optimal, serta mencegah risiko oksidasi dan karat pada pelek.

 

Mencampur angin nitrogen dan angin biasa memang tidak menimbulkan kerusakan langsung, namun dapat mengurangi kestabilan tekanan, mempercepat keausan ban, serta menimbulkan karat pada pelek akibat oksidasi. Jika terpaksa mencampur karena kondisi darurat seperti ban kempes di jalan, hal tersebut masih diperbolehkan, tetapi sebaiknya segera dikuras dan diisi ulang dengan nitrogen murni setelahnya. Menjaga konsistensi penggunaan nitrogen akan membantu meningkatkan kenyamanan, efisiensi bahan bakar, dan memperpanjang umur ban mobil Anda.

 

Sumber: https://www.caroline.id/blog/article/ban-nitrogen-dicampur-angin-biasa