Risiko Berhenti di Bahu Jalan Tol, Ini Fungsi Bahu Jalan Tol Sesuai Peraturan Pemerintah
News / 04 Desember 2025
Bahu jalan tol sering dianggap sebagai tempat aman untuk berhenti ketika kendaraan mengalami masalah. Padahal, berhenti di bahu jalan tanpa kondisi darurat justru sangat berbahaya dan melanggar peraturan. Dalam peraturan pemerintah tentang jalan, bahu jalan memiliki fungsi khusus dan tidak boleh digunakan sembarangan. Agar lebih memahami risikonya, berikut penjelasan lengkap mengenai bahaya berhenti di bahu jalan tol menurut peraturan yang berlaku.
Risiko Berhenti di Bahu Jalan Tol
Meski terlihat luas, bahu jalan bukan area yang dirancang untuk berhenti bebas. Menghentikan kendaraan di bahu jalan tol dapat menimbulkan beberapa risiko serius, antara lain :
- Potensi Kecelakaan Tinggi
Bahu jalan tidak memiliki ruang cukup untuk manuver kendaraan. Ketika satu mobil berhenti, pengguna jalan lain yang melintas dengan kecepatan tinggi bisa saja tidak memperkirakan keberadaan kendaraan tersebut sehingga meningkatkan risiko tabrakan belakang atau terserempet.
- Mengganggu Arus Lalu Lintas
Pengendara yang berhenti sembarangan di bahu jalan dapat membuat arus lalu lintas terganggu. Kendaraan besar seperti bus dan truk yang butuh ruang ekstra dapat terdistraksi dan kehilangan fokus saat melihat objek diam di sisi jalan.
- Membahayakan Pengendara yang Turun dari Kendaraan
Saat pengemudi atau penumpang turun dari kendaraan, risiko tersambar kendaraan lain sangat besar. Hal ini sering menjadi penyebab kecelakaan fatal di jalan tol.
- Berpotensi Mendapatkan Sanksi
Sesuai regulasi, berhenti di bahu jalan tol tanpa keadaan darurat dapat dikenakan sanksi. Ini termasuk denda hingga penindakan dari pihak pengelola jalan tol dan kepolosian.
Fungsi Bahu Jalan Tol Menurut Peraturan Pemerintah
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun 2005 Tentang Jalan Tol, bahu jalan memiliki fungsi khusus dan tidak untuk berhenti sembarangan. Beberapa fungsinya antara lain :
- Ruang Keamanan Darurat
Bahu jalan digunakan untuk keadaan darurat seperti :
- Kendaraan Mogok
- Ban Pecah
- Kondisi Medis Darurat
- Situasi yang Mengancam Keselamatan
Dalam kasus seperti ini pun, pengemudi wajib menyalakan hazard, memasang segitiga pengaman, dan segera mencari bantuan.
- Jalur Evakuasi
Pada Kondisi tertentu, bahu jalan dapat dipakai sebagai jalur evakuasi, terutama saat terjadi kecelakaan atau kemacetan panjang.
- Mendukung Arus Kendaraan
Bahu jalan membantu menjaga stabilitas struktur jalan serta menjadi area penyangga bagi kendaraan yang melintas dengan kecepatan tinggi.
- Area Untuk Kendaraan Petugas
Petugas jalan tol, ambulans, unit derek, dan kendaraan darurat lainnya menggunakan bahu jalan untuk bergerak cepat saat menangani kejadian.
Kapan Saja Kamu Boleh Berhenti di Bahu Jalan?
Berdasarkan aturan, hanya kondisi darurat yang memperbolehkan pengendara berhenti di bahu jalan, seperti :
- Mesin mati mendadak
- Ban Pecah
- Kecelakaan Ringan
- Penanganan Masalah Medis
Selain itu, aturan melarang berhenti untuk keperluan non-darurat seperti :
- Istirahat
- Telfon
- Menunggu Teman
- Membaca Peta
Untuk keperluan tersebut, gunakan rest area yang tersedia
Cara Berhenti Aman di Bahu Jalan Saat Darurat
- Arahkan kendaraan ke bahu jalan secara perlahan
- Nyalakan lampu hazard
- Pasang segitiga pengaman minimal 30-50 meter di belakang kendaraan
- Tetap berada di luar kendaraan dan menjauh dari jalur kendaraan yang melintas
- Hubungi layanan darurat jalan tol untuk bantuan lebih cepat
Bahu jalan tol bukan tenpat berhenti sembarangan. Aturan pemerintah menegaskan area ini hanya untuk kondisi darurat dan mendukung kelancaran serta keamanan pengguna jalan. Berhenti tanpa alasan yang tepat tidak hanya berisiko kecelakaan, tetapi juga dapat dikenakan sanksi. Karena itu, selalu prioritaskan keselamatan dan gunakan rest area untuk berhenti aman.
Source :
